Electronic Resource
BUKU MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
ABSTRAK: SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DITUNTUT MAMPU MELAKSANAKAN SISTEM MANAJEMEN INTERNASIONAL. SEMUA STANDAR PENDIDIKAN PERLU DIKELOLA SECARA PROFESIONAL. BERDASARKAN KENYATAAN DI LAPANGAN, SALAH SATU STANDAR YANG BELUM DIKELOLA SECARA PROFESIONAL ADALAH PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH,. PENELITIAN INI BERTUJUAN (A) MEMPEROLEH GAMBARAN TENTANG MODEL FAKTUAL MANAJEMEN PEMBIAYAAN SMP DI KOTA MAGELANG, (B) MENGEMBANGKAN MODEL MANAJEMEN PEMBIAYAAN DENGAN PROSEDUR MUTU DAN PENGHITUNGAN BOSP, DAN (C) MENGETAHUI KEEFEKTIFAN MODEL PENGHITUNGAN BOSP PADA SMP DI KOTA MAGELANG.
PENELITIAN INI MENGGUNAKAN PENDEKATAN RESEARCH AND DEVELOPMENT (R&D). SUBYEK PENELITIAN INI ADALAH PARA PENGELOLA ANGGARAN SMP N 1 DAN SMP N 2. PENELITIAN DIAWALI DENGAN MEMPEROLEH GAMBARAN MANAJEMEN PEMBIAYAAN FAKTUAL, PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN PEMBIAYAAN DENGAN PROSEDUR MUTU DAN PENGHITUNGAN BOSP, DAN UJI MODEL. UJI MODEL HIPOTETIK PROSEDUR MUTU MANAJEMEN PEMBIAYAAN DILAKUKAN OLEH PAKAR DAN PRAKTISI. UJI MODEL PENGHITUNGAN BOSP DILAKSANAKAN DENGAN EKSPERIMEN TERBATAS, YAITU “ONE GROUP PRETEST-POSTEST DESIGN”. ANALISIS DATA PENELITIAN DILAKUKAN SECARA DESKRIPTIF, PENGHITUNGAN PERSENTASE, RERATA, T-TEST, DAN CHI KUADRAT.
TEMUAN PENELITIAN INI ADALAH BAHWA (1) PENYUSUNAN RAPBS SUDAH MELIBATKAN STAKEHOLDER SEKOLAH; SUMBER BIAYA PENDIDIKAN DARI PEMERINTAH PUSAT (BOS & BLOCKGRANT RSBI), PEMERINTAH PROVINSI (BLOCKGRANT RSBI), PEMERINTAH KOTA (SBS), DAN SUMBANGAN ORANG TUA. TIDAK SEMUA SUMBER DANA DIMASUKKAN KE RAPBS; (2) PENGGUNAAN DANA BELUM SESUAI PERUNTUKANNYA; (3) MONITORING DILAKSANAKAN SEJAK TAHAP PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PELAPORAN TETAPI PEMERIKSAAN TIDAK DILAKUKAN SECARA TERPROGRAM DAN BERKESINAMBUNGAN; (4) PIHAK YANG TERLIBAT DALAM MANAJEMEN PEMBIAYAAN ADALAH KEPALA SEKOLAH, BENDAHARA SEKOLAH, GURU/KOORDINATOR BIDANG PENGEMBANGAN DAN KOMITE SEKOLAH; (5) KEKURANGPAHAMAN KONSEP, PROSEDUR, DAN KESIBUKAN PARA PENGELOLA ANGGARAN MERUPAKAN HAMBATAN DALAM MANAJEMEN PEMBIAYAAN; (6) HASIL PENGEMBANGAN MODEL HIPOTETIK PROSEDUR MUTU MANAJEMEN PEMBIAYAAN MEMPUNYAI KARAKTERISTIK PENAMBAHAN KOMPONEN TUJUAN, RUANG LINGKUP KEGIATAN, KRITERIA KEBERHASILAN, DAN RINCIAN PROSEDUR MUTU DARI SETIAP FUNGSI MANAJEMEN PEMBIAYAAN; (7) HASIL AKHIR MODEL PENGHITUNGAN BOSP 21 MENAMBAHKAN KOMPONEN STANDAR MUTU DALAM SETIAP KOMPONEN BIAYA OPERASIONAL NON PEGAWAI; (8) MODEL PENGHITUNGAN BOSP EFEKTIF MENINGKATKAN PENGETAHUAN, PEMAHAMAN, DAN KETRAMPILAN PENGELOLA ANGGARAN.
IMPLIKASI TEORETIS TEMUAN MODEL MEMPERKUAT: (1) TEORI BLOCHER BAHWA DALAM MANAJEMEN BIAYA MENEKANKAN PENTINGNYA PENGHITUNGAN BOSP DAN (2) TEORI GASPERSZ BAHWA SISTEM MANAJEMEN MUTU MENEKANKAN PENTINGNYA STANDAR MUTU DAN TARGET MUTU DALAM PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM. REKOMENDASI YANG DIAJUKAN ADALAH (1) PERLUNYA MENGGUNAKAN MODEL PROSEDUR MUTU DALAM MANAJEMEN PEMBIAYAAN, (2) PERLUNYA MENGHITUNG BIAYA SATUAN DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN YANG BERORIENTASI PADA KEBUTUHAN PELANGGAN; (3) PERLUNYA PERBAIKAN MUTU BERKELANJUTAN
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain