Text
SKRIPSI PERSEPSI PEMILIH TERHADAP PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2020 DI TENGAH PANDEMI COVID-19 (Studi Kasus Pemilih di Desa Giyanti, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen)
ABSTRAK
Persepsi Pemilih Terhadap Pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2020 di Tengah Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pemilih Di Desa Giyanti, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen)
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang demokratis disetiap aspek kehidupan, pemilihan umum menjadi salah satu sarana demokrasi di Indonesia. Pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2020 merupakan pesta demokrasi gelombang ke-4 yang dilakukan untuk kepala daearah hasil pemilihan Desember 2015. Pemilihan Pilkada ini mencakup Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Provinsi, Walikota dan Wakil Walikota untuk Kota, dan Bupati dan Wakil Bupati untuk Kabupaten yang diselenggarakan oleh 270 wilayah di Indonesia. Desa Giyanti merupakan salah satu desa dari 11 Kelurahan yang berada di Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah dengan total pemilih terbanyak dan mengikuti Pilkada Serentak Tahun 2020 khususnya Pemilihan Bupati Kabupaten Kebumen. Adanya berbagai persepsi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan paslon tunggal (H. Arif Sugiyanto, S.H, dan Hj. Ristawati Purwaningsih, S.ST,MM). Serta adanya masyarakat yang merantau sehingga memunculkan berbagai persepsi dikalangan masyarakat Desa Giyanti. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui Persepsi Pemilih Terhadap Pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2020 Ditengah Pandemi Covid-19, (Studi Kasus Pemilih di Desa Giyanti, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen). Jenis penelitian ini adalah kualitatif bersifat deskriptif dengan informan 31 orang. Hasil dari penelitian ini adalah timbulnya persepsi dikalangan masyarakat Desa Giyanti Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen secara positif maupun negatif, persepsi positif diantaramnya: amanat regulasi yang berlaku tetap terlaksana, hak konstitusional perserta pilkada dan masyarakat tetap terpenuhi, mengurangi praktik kepemimpinan pemerintahan daerah yang terlalu banyak dipimpin oleh pejabat sementara, dan mencegah pembengkakan anggaran. Sedangkan untuk persepsi negatifnya diantaranya: tahap kampanye, risiko penularan covid-19 semakin tinggi, dan penolakan pilkada berpotensi meningkatkan angka golput.
Kata Kunci: Covid-19, Paslon tunggal, dan Pilkada 2020.
37-UN57.U1-SSP-VII-2021 | FISIPOL WAH P 2021 | Ruang Skripsi (FISIPOL) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain