Text
SKRIPSI STUDI PENGARUH TINGGI MUKA AIR PADA MODEL FISIK BENDUNGAN TANAH TERHADAP BENTUK SEEPAGE LINE
INTISARI
Permasalahan bendungan yang diakibatkan oleh rembesan menjadi penyebab kegagalan pada tubuh bendungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati pola garis aliran (Seepage line) yang terjadi pada tubuh bendungan dan menghitung debit rembesan. Tahapan penelitian dengan mencari kepadatan tanah laboratorium, kepadatan tanah lapangan, koefisien permeabilitas dan uji model fisik bendungan. Pada penelitian ini, kepadatan tanah yang digunakan yaitu 75,20%, 84,58% dan 92,42% dengan variasi tinggi muka air H15, H20 dan H25. Teori Cassagrande dan Schaffernak digunakan untuk mencari Seepage line dan debit rembesan. Hasil debit rembesan ini dianalisis dengan menggunakan regresi. Garis rembesan dengan kepadatan 92,42% menunjukan garis rembesan pada kedudukan yang rendah dengan debit rembesan yang terjadi (5,713x10-4 cm3/detik). Garis rembesan dengan kepadatan 84,58% menunjukan garis rembesan pada kedudukan yang lebih rendah dari kepadatan 75,20% dengan debit rembesan yang terjadi (7,750x10-4 cm3/detik). Jika garis rembesan dengan kepadatan 75,20% menunjukan pola garis rembesan pada kedudukan yang lebih tinggi dengan debit rembesan yang terjadi (1,058x10-3 cm3/detik). Semakin tinggi muka air di bagian hulu bendungan, semakin pendek waktu yang diperlukan untuk rembesan yang disebabkan oleh tekanan hidrostatik. Semakin rendah tekanan hidrostatik hulu bendungan, semakin lama waktu yang dibutuhkan air untuk merembas. Nilai error rata-rata sebesar 0,4045. Hal ini memberikan informasi akurasi penelitian sebagai faktor kepadatan tanah, permeabilitas tanah dan lamanya waktu pengamatan diperkirakan sebesar 0,5955.
Kata kunci: debit rembesan, kepadatan tanah, seepage line.
54-UN57.U1-STS-XII-2021 | SIPIL FIT S 2021 | Ruang Skripsi (TEKNIK SIPIL) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain