Text
SKRIPSI PERBANDINGAN UJI EKSPERIMENTAL DENGAN SNI 7973:2013 KUAT TUMPU BAUT TEGAK LURUS SERAT KAYU WARU METODE SETENGAH LUBANG
INTISARI
Kayu waru gunung (Hibiscus macropbyllus) adalah termasuk dalam tumbuhan yang cepat tumbuh, serbaguna, dan harganya yang ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kuat tumpu tegak lurus serat kayu waru gunung dengan pengujian eksperimental dibandingkan dengan analisis teoritis. Kekuatan tumpu baut merupakan tolak ukur yang penting untuk sambungan kayu, dikarenakan nilai kuat tumpu baut dipergunakan untuk memperhitungkan kekuatan sambungan kayu. Kuat tumpu baut pada kayu dapat ditentukan berdasarkan berat jenis kayu, arah serat dan diameter pasak. Metode yang digunakan metode setengah lubang yang mengacu pada ASTM D5764-97a (2002). Pengujian menggunakan kayu waru gunung dengan lima variasi diameter baut yaitu AA (11,11 mm), AB (12,79 mm), AC (15,87 mm), AD (19,05 mm), dan AE (22,22 mm). Dimensi benda uji kayu AA (44,44 x 22,22 x 44,44 mm), AB (51,16 x 25,58 x 51,56 mm), AC (63,48 x 31,74 x 63,48 mm), AD (76,20 x 38,10 x 76,20 mm), dan AE (88,88 x 44,44 x 88,88 mm). Dimensi benda uji menyesuaikan dengan ukuran diameter baut. Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai kuat tumpu kayu waru gunung dari hasil perhitungan teoritis yang berdasarkan SNI 7973:2013 lebih besar dari pada pengujian eksperimental dimana nilai persen beda yang didapatkan dari setiap benda uji adalah sebesar 23,16 % untuk benda uji AA, 27,87 % untuk benda uji AB, 23,57 % untuk benda uji AC, 26,55 % untuk benda uji AD, dan 29,55 % untuk benda uji AE.
Kata Kunci : kayu waru gunung, kuat tumpu baut, tegak lurus serat
70-UN57.U1-STS-IX-2022 | SIPIL WAH P 2022 | Ruang Skripsi (TEKNIK SIPIL) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain