Text
SKRIPSI PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN LKPD TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DITINJAU DARI SELF-EFFICACY PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII
Adawiyah, Sherli Salsabila. 2023. “Pengaruh Model Problem Based Learning Berbantuan LKPD Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau Dari Self-Efficacy Pada Peserta Didik Kelas VIII”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar. Pembimbing I Syita Fatih ‘Adna, S.Pd., M.Sc., Pembimbing II Zuida Ratih Hendrastuti, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: kemampuan berpikir kritis matematis, lembar kerja peserta didik, model problem based learning, Self-Efficacy.
Kemampuan berpikir kritis matematis merupakan salah satu kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik untuk memecahkan masalah, peserta didik tidak hanya dituntut untuk memindahkan rumus ke dalam solusi, tetapi harus memahami apa yang ditanyakan, konsep apa yang digunakan dan mampu menarik kesimpulan secara mandiri. Temuan tes kemampuan awal berpikir kritis matematis peserta didik di SMP Negeri 9 Magelang yang menghasilkan skor 25,81 dari skor maksimum 100 menjadi pendorong untuk peneliti. Keterlibatan dan keaktifan peserta didik kurang ketika pembelajaran berlangsung.
Tujuan penelitian untuk (1) mengidentifikasi apakah kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran PBL berbantuan LKPD lebih baik dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran pada model pembelajaran langsung; (2) mengidentifikasi apakah peserta didik dengan self-efficacy kategori tinggi memiliki kemampuan berpikir kritis lebih baik dari pada peserta didik dengan self-efficacy kategori sedang dan rendah, dan mengidentifikasi peserta didik dengan self-efficacy kategori sedang memiliki kemampuan berpikir kritis lebih baik dari pada peserta didik dengan self-efficacy kategori rendah; serta (3) mengidentifikasi apakah interaksi antara model pembelajaran dan self-efficacy terhadap kemampuan berpikir kritis matematis.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian quasi experiment design. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu model pembelajaran dan self-efficacy, sedangkan variabel terikat penelitian ini yaitu kemampuan berpikir kritis matematis. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 62 peserta didik dari kelas VIII C dan kelas VIII D. Teknik analisis data penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu analisis data tahap awal dan tahap akhir. Analisis data tahap awal menggunakan pengujian prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas serta uji homogenitas dan menggunakan uji-t sedangkan pada analisis data tahap akhir menggunakan pengujian prasyarat analisis (uji liliefors dan uji bartlett), uji anava dua jalan, dan uji pasca anava yaitu uji scheffe.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada analisis data tahap awal dan akhir data berdistribusi normal dan homogen. Uji-t pada tahap awal memiliki hasil bahwa rata-rata nilai awal pada kedua kelas sama. Pada tahap akhir dilakukan uji anava dua jalan yang memiliki hasil bahwa: (1) model pembelajaran berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik; (2) self-efficacy berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik; dan (3) tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan self-efficacy terhadap kemampuan berpikir kritis matematis. Setelah dilakukan uji anava dua jalan ternyata hipotesis 1 dan hipotesis 2 ditolak. sehingga dilanjutkan uji pasca anava menggunakan rerata marginal dan komparasi rerata antar kolom. Nilai rerata marginal model PBL berbantuan LKPD sebesar 55,16 dan pembelajaran langsung sebesar 43,87 sedangkan hasil komparasi rerata antar kolom pada self-efficacy F1−2=1,50; F2−3= 6,40; dan F1−3=9,79.
Berdasarkan analisis uji lanjut, diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran PBL berbantuan LKPD lebih baik daripada peserta didik yang mengikuti pembelajaran pada model pembelajaran langsung; (2) Peserta didik dengan self-efficacy kategori tinggi memiliki kemampuan berpikir kritis matematis sama baiknya dengan peserta didik yang memiliki self-efficacy kategori sedang; peserta didik dengan self-efficacy kategori sedang dan tinggi memiliki kemampuan berpikir kritis matematis lebih baik daripada peserta didik yang memiliki self-efficacy kategori rendah; (3) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan self-efficacy terhadap kemampuan berpikir kritis matematis.
21-UN57.U1-SPM-VII-2023 | MATEMATIKA ADA P 2023 | Ruang Skripsi (PENDIDIKAN MATEMATIKA) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain