Text
SKRIPSI TINGKAT PREVALENSI DAN INTENSITAS BAKTERI DAN JAMUR PADA TUKIK PENYU SISIK (Eretmochelys imbricata) DI KAWASAN KONSERVASI PENYU NAGARAJA, PANTAI SODONG, KECAMATAN ADIPALA, KABUPATEN CILACAP
INTISARI
TINGKAT PREVALENSI DAN INTENSITAS BAKTERI DAN JAMUR PADA TUKIK PENYU SISIK (Eretmochelys imbricata) DI KAWASAN KONSERVASI PENYU NAGARAJA, PANTAI SODONG, KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH
Aufal Nafis1), Waluyo 2), Annisa Novitas Sari3)
Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) merupakan satu dari tujuh penyu yang ada di dunia yang terancam punah, akibat permasalah yang sering terjadi yaitu perburuan liar. Pantai Sodong sebagai lokasi peneluran memiliki kawasan Konservasi Penyu Nagaraja untuk melestarikan penyu. Kawasan konservasi memiliki peran penting dalam pelestarian spesies penyu. Faktor yang dapat menunjang pelestarian adalah pemeliharaan dari mulai telur hingga dilepas ke alam. Di Kawasan Konservasi Penyu Nagaraja, Cilacap ditemukan beberapa penyu yang terserang penyakit sehingga tidak dapat terselamatkan untuk dilepas ke alam. Hal tersebut dipengaruhi oleh pemeliharaan yang kurang baik serta media pemeliharaan yaitu air yang belum memenuhi kebutuhan kesehatan penyu. Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi antara kualitas air yang digunakan terhadap bakteri dan jamur yang muncul pada tukik penyu sisik di Kawasan Konservasi Penyu Nagaraja. Penelitian ini dilaksanakan di Konservasi Penyu Nagaraja, Cilacap dan Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Magelang pada bulan Mei 2023. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode observasi, pengukuran kualitas air secara in situ dilakukan satu minggu sekali pada pagi dan sore hari, pengambilan sampel bakteri dan jamur menggunakan metode swab pada karapas 16 ekor tukik, Bakteri dan jamur ditumbuhkan pada media PCA dan PDA, dilakukan perhitungan jumlah koloni bakteri menggunakan metode TPC, mengamati warna Gram bakteri, perhitungan prevalensi dan intensitas bakteri dan jamur, data analisis menggunakan Regressi Linear Berganda. Data yang digunakan meliputi 5 parameter kualitas air (Suhu, pH, DO, Salinitas, Ammonia), jumlah bakteri dan jamur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 tukik yang diamati memiliki nilai prevalensi 100% oleh bakteri dan jamur yang termasuk “infeksi sangat parah”, jumlah koloni bakteri setiap minggu memiliki nilai rata-rata 2,53. 107CFU/ml. Ditemukan 10 isolat bakteri yang berbeda berdasarkan morfologi koloninya. Jamur yang ditemukan yaitu Trichoderma sp. dan Penicillium sp. Kondisi kualitas air yang kurang baik pada pemeliharaan tukik penyu sisik di Kawasan Konservasi Penyu Nagaraja menjadi faktor penunjang untuk pertumbuhan bakteri dan jamur karena dari hasil uji korelasi menunjukkan nilai 0,956 yang berarti berkorelasi sangat kuat.
Kata kunci: bakteri, intensitas, jamur, kualitas air, penyu sisik, prevalensi
37-UN57.U1-SAKL-X-2023 | AKUAKULTUR NAF T 2023 | Ruang Skripsi (AKUAKULTUR) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain