Text
SKRIPSI NEGOSIASI IDENTITAS FEMINIS MUSLIMAH DENGAN ORANG TUANYA
ABSTRAK
(Sutisna Wahyu Asmara Putra, 2024)
NEGOSIASI IDENTITAS FEMINIS MUSLIMAH DENGAN ORANG TUANYA Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tidar
Belakangan ini, feminisme menjadi semakin populer di Indonesia. Namun bertambahnya antusiasme tidak sejalan dengan penerimaan terhadap feminisme. Munculnya arus penolakan juga terjadi terhadap gerakan feminisme. Indonesia Tanpa Feminisme adalah salah satu contoh tidak siapnya masyarakat Indonesia menerima feminisme. Sebagai negara yang mayoritasnya memeluk agama islam, feminis sering kali mendapati stigma negatif karena dinilai tidak sejalan atau bertentangan dengan nilai-nilai islam. Kemudian muncul fenomena feminis muslimah sebagai problem identitas. Arus penolakan yang juga sampai pada lingkup inti memunculkan kesadaran feminis muslimah untuk menegosiasikan identitasnya dengan orang tuanya. Dengan menggunakan teori negosiasi identitas dan metodologi fenomenologi sebagai alat analisis, peneliti bertujuan untuk menggali pengalaman yang dimiliki seorang feminis muslimah dalam menegosiasikan identitasnya dengan orang tuanya. Hasil penelitian menunjukkan, negosiasi identitas yang dialami berlangsung secara baik. Sikap dan langkah dalam negosiasi idenititas menjadi kunci dari keberhasilan negosiasi identitas seorang feminis muslimah dengan orang tuanya.
Kata Kunci: Feminis Muslimah, Identitas, Negosiasi Identitas
18-UN57.U1-SIK-VII-2024 | KOMUNIKASI PUT N 2024 | Ruang Skripsi (KOMUNIKASI) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain