Text
SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN TIANG PANCANG DAN BORED PILE TERHADAP DAYA DUKUNG, WAKTU, DAN BIAYA (STUDI KASUS: GEDUNG PEMBELAJARAN KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI BABARSARI- YOGYAKARTA)
INTISARI
Pada pembangunan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Babarsari-Yogyakarta terdapat 3 pembangunan gedung yaitu gedung asrama mahasiswa, gedung kantor, dan gedung pembelajaran, dengan rencana awal semua gedung menggunakan pondasi tiang pancang tetapi pada pelaksanaannya terdapat permasalahan gagal pancang pada gedung asrama mahasiswa yang mengakibatkan adanya redesain pondasi menggunakan bored pile. Studi ini membandingkan desain awal, yang menggunakan pondasi tiang pancang, dengan implementasi bored pile sebagai alternatif. Untuk menemukan solusi yang lebih murah, menghemat waktu pelaksanaan, dan daya dukung tanah dengan dimensi, kedalaman, dan jumlah pondasi antara bored pile dan tiang pancang sama. Metodologi pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan data proyek dari proyek pembangunan Kawasan Sains dan Teknologi Babarsari - Yogyakarta. Hasil penelitian ini pondasi tiang pancang memiliki keunggulan pada waktu pelaksanaan yaitu 31 hari, namun dari nilai daya dukung ijin tunggal tiang pancang metode Meyerhof (1956) sebesar 43,709 ton dan Briaud et al (1985) sebesar 58,832 ton lebih kecil dari nilai daya dukung ijin tunggal bored pile menggunakan metode L.Decourt (1987) sebesar 78,896 ton dan O’Neil Reese (1989) sebesar 88,752 ton, biaya tiang pancang tinggi dibanding pondasi bored pile, yaitu Rp2.484.878.729,00. Sedangkan pondasi bored pile dengan biaya Rp1.676.776.669,00 dikerjakan selama 40 hari.
Kata kunci: pondasi tiang, bored pile, daya dukung, biaya, waktu
38-UN57.U1-STS-VII-2024 | SIPIL ARR A 2024 | Ruang Skripsi (TEKNIK SIPIL) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain