Text
SKRIPSI PENGARUH TEBAL KAIT TERHADAP KUAT LENTUR PADA SAMBUNGAN KAYU TIPE MIRING (SCARF JOINT) DENGAN PASAK
INTISARI
Sambungan kayu merupakan cara menyatukan kayu. Berkembangnya zaman membuat inovasi sambungan kayu semakin beragam. Penelitian mengenai sambungan kayu perlu dilakukan untuk mendapatkan model sambungan kayu yang paling sesuai mengingat serat kayu cukup beragam membuat perilaku material kayu juga beragam. Salah satu bentuk sambungan yang sering dipakai adalah tipe miring berkait sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengembangkan tipe sambungan miring atau scarf joint. Penelitian ini mengkaji sambungan miring (scarf), dengan fokus pada tebal kait sambungan. Digunakan 5 variasi tebal kait yaitu 1 cm, 1,5 cm, 2 cm, 2,5 cm, dan kayu utuh. Pengencang menggunakan pasak kayu jati dan lem presto, dengan kayu berukuran 5 cm x 7 cm x 970 cm. Pengujian dilakukan dengan metode lentur dan mengacu pada standar ASTM D198-2015, SNI 03-3959, dan RSNI T-07-2005 di Laboratorium Struktur, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tidar. Berat Jenis Kayu sebesar 0,7741 (masuk kelas kayu II). Hasil kuat lentur untuk variasi tebal kait 1 cm, 1,5 cm, 2 cm, 2,5 cm, dan tanpa sambungan berturutturut: 18,21 MPa, 14,47 MPa, 12,85 MPa, 11,27 MPa, dan 79,88 MPa. Nilai MoE masing-masing: 6454,51 MPa, 6102,65 MPa, 5226,26 MPa, 6288,55 MPa, dan 9385,48 MPa. Sambungan tebal kait 1 cm disarankan untuk kayu 5x7 cm. Penurunan kekuatan sambungan vs balok utuh: 77,21% (MoR) dan 31,23% (MoE). Terjadi penurunan signifikan sehingga disarankan penggunaan pasak dan pengencang logam untuk menahan gaya momen dan geser maksimal.
Kata Kunci : kuat lentur, pasak, sambungan, scarf, kayu jati
108-UN57.U1-STS-X-2024 | SIPIL SET P 2024 | Ruang Skripsi (TEKNIK SIPIL) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain