Text
SKRIPSI EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DAN TTW BERBANTUAN POWTOON TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS IX
Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kecakapan
penting yang harus dimiliki siswa di abad ke-21. Namun, hasil pra-penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa kelas IX di MTs N
2 Kota Magelang masih tergolong rendah dengan nilai rata-rata tes kemampuan
awal 34,07. Salah satu penyebabnya adalah peran guru yang lebih aktif di kelas
daripada peran siswa, yang menjadikan siswa lebih pasif saat proses pembelajaran
berlangsung.
Berdasarkan permasalahan tersebut, yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa yang
diajar menggunakan model pembelajaran AIR berbantuan Powtoon dibandingkan
dengan model pembelajaran TTW berbantuan Powtoon, kemudian untuk
menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran AIR berbantuan Powtoon dibandingkan dengan model
pembelajaran langsung, serta untuk menganalisis kemampuan komunikasi
matematis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran TTW berbantuan
Powtoon dibandingkan dengan model pembelajaran langsung.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif dan
menggunakan bentuk desain eksperimen semu yaitu nonequivalent posttest-only
control group design. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IX
MTs N 2 Kota Magelang. Dengan teknik cluster random sampling terpilih tiga
kelas sebagai sampel penelitian. Instrumen penelitian meliputi pedoman
wawancara, lembar observasi, lembar validasi, dan tes kemampuan komunikasi
matematis. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, angket, tes,
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji anava satu jalan,
uji Kruskal-Wallis, dan uji post hoc (Mann-Whitney).
Analisis uji hipotesis dilakukan dengan uji Kruskal-Wallis yang
menghasilkan
, sehingga
ditolak. Artinya
terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis dari ketiga kelompok
siswa setelah diberi perlakuan. Selanjutnya dilakukan uji post hoc (Mann
Whitney) untuk menguji hipotesis pertama yang menunjukkan pasangan
komparasi antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 yang menghasilkan
,
sehingga
diterima. Hasil uji post hoc (Mann-Whitney) untuk pasangan komparasi antara
kelas eksperimen 1 dan kelas kontrol diperoleh hasil
vi
, sehingga
ditolak. Hasil uji post hoc (Mann-Whitney) untuk pasangan
komparasi antara kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol diperoleh hasil
, sehingga
ditolak.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1) kemampuan komunikasi
matematis yang diajar menggunakan model pembelajaran AIR berbantuan
Powtoon sama baiknya dengan model pembelajaran TTW berbantuan Powtoon
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa, 2) kemampuan komunikasi
matematis yang diajar menggunakan model pembelajaran AIR berbantuan
Powtoon lebih baik dibandingkan model pembelajaran langsung, dan 3)
kemampuan komunikasi matematis yang diajar menggunakan model
pembelajaran TTW berbantuan Powtoon lebih baik daripada model pembelajaran
langsung. Dengan demikian, saran yang dapat diberikan adalah model
pembelajaran AIR berbantuan Powtoon dan model pembelajaran TTW berbantuan
Powtoon dapat digunakan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran
matematika pada materi lain serta untuk mengukur kemampuan koginitif
matematika lainnya.
1-UN57.U1-SPM-II-2025 | MATEMATIKA FIT E 2025 | Ruang Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain