Text
SKRIPSI ANALISIS WACANA KRITIS TEUN A. VAN DIJK TENTANG PEMBERITAAN “MAGELANG TERAPKAN LIMA HARI SEKOLAH, BERLAKU UNTUK TK, SD, DAN SMP” DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI MODUL AJAR TEKS BERITA DI SMA
Analisis wacana kritis merupakan metode analisis yang digunakan untuk menganalisis teks, termasuk teks berita dengan tujuan untuk mengungkapkan makna tersembunyi dibalik teks tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur makro, superstruktur, struktur mikro, kognisi sosial, konteks sosial, dan ideologi dibalik teks berita “Magelang Terapkan Lima Hari Sekolah, Berlaku untuk TK, SD, dan SMP”. Wujud data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kata, frasa, dan kalimat yang bersumber dari teks berita media daring Kompas.com edisi 3 Juli 2024. Metode dan teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk. Hasil penelitian ini meliputi 1) struktur makro elemen tematik dengan tema utama “kebijakan lima hari sekolah”; 2) Superstruktur elemen skematik, yaitu lead dan story menjadi aspek yang masuk dalam teks berita; 3) Struktur mikro elemen semantik, meliputi latar tempat di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang dan via
telepon. Unsur detail ditemukan berupa tidak adanya kriteria evaluasi dan informasi yang terbatas mengenai proses pengajuan kebijakan. Unsur maksud yang ditemukan adalah fokus kebijakan diperuntukan untuk sekolah negeri bukan sekolah swasta yang diberi imbauan dan kebebasan. Unsur praanggapan yang ditemukan berupa pandangan mengenai sekolah di Kabupaten Magelang yang sebelumnya belum pernah menerapkan kebijakan karena terjadi keterlambatan dalam memberlakukan, serta sebenarnya pada tahun 2017 kebijakan sudah dilakukan; 4) Struktur mikro elemen sintaksis yang ditemukan menggunakan bentuk kalimat aktif dan pasif. Koherensi menunjukkan konjungsi “sementara itu” dan “namun”. Kata ganti yang digunakan adalah orang pertama jamak (kami) dan orang ketiga tunggal (dia); 5) Struktur mikro elemen retoris dengan grafis yang ditemukan pada kata “Magelang” dan “kearifan lokal”. Metafora tidak ditemukan dalam teks berita; 6) Struktur mikro elemen stilistika dengan leksikon yang tidak
ditemukan dalam teks berita; 7) Kognisi sosial ditemukan skema yang mengarah pada pemerintah, sekolah negeri dan swasta dalam hubungan sosial; 8) Konteks sosial ditemukan dua faktor, yaitu kekuasaan dan akses atas media dari tokoh
Slamet Achmad Husein dan Imam Baihaqi; 9) Ideologi di balik teks berita adalah ideologi birokratis-legalistik. Ideologi ini berdasarkan cara pemerintah merujuk sepenuhnya pada peraturan dari pusat sebagai dasar utama pengambilan keputusan.
27-UN57.U1-SIN-VI-2025 | INDONESIA AME A 2025 | Ruang Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain