Text
SKRIPSI KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERPENDEKATAN TEACHING AT RIGHT LEVEL (TARL) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROBLEM SOLVING SISWA SMP
Sistem pendidikan yang sukses ditandai oleh pengintegrasian keterampilan problem solving ke dalam kurikulum pembelajaran. Kondisi nyata keterampilan problem solving siswa masih rendah dibuktikan oleh data nasional dalam AKSI 2019 dan
penelitian-penelitian terdahulu. Pembelajaran di sekolah yang kurang menekankan penguasaan problem solving dan kurang memfasilitasi perbedaan kemampuan kognitif pada siswa menjadi penyebab rendahnya keterampilan problem solving. Diperlukanupaya perlakuan model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keefektifan model Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan Teaching at Right Level (TaRL)dalammeningkatkan keterampilan problem solving siswa SMP. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain kuasi eksperimen model pretest-posttest control group design. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purpose sampling kemudian diperoleh dua kelas sebagai
subjek penelitian. Instrumen penelitian terdiri dari 8 butir soal uraian problem
solving yang telah teruji validitas isi dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan
melalui uji prasyarat dan uji hipotesis meliputi uji T dan N-Gain. Hasil penelitian
membuktikan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) dengan
pendekatan Teaching at Right Level (TaRL) mampu meningkatkan keterampilan
problem solving siswa yang dibuktikan hasil signifikansi (2-tailed) |0,00| < |0,05|
dengan N-Gain kelas eksperimen sebesar 0,57 (kategori sedang) dan kelas kontrol
sebesar 0,43 (kategori sedang). Artinya model Problem Based Learning (PBL)
dengan pendekatan Teaching at Right Level (TaRL) efektif meningkatkan
keterampilan problem solving siswa SMP. Pengelompokan siswa sesuai kategori
kemampuan kognitif efektif meningkatkan keterampilan problem siswa didukung
oleh output uji T, yakni sig (2-tailed) |0,026| < |0,05| untuk kemampuan kognitif
rendah; sig (2-tailed) |0,013| < |0,05| untuk kemampuan kognitif sedang; dan sig (2
tailed) |0,002| < |0,05| untuk kemampuan kognitif tinggi. Perbedaan yang signifikan
tersebut dikuatkan oleh nilai N-Gain, yakni: kemampuan kognitif rendah
eksperimen 0,53 sedangkan rendah kontrol 0,31; kemampuan kognitif sedang
eksperimen 0,56 sedangkan sedang kontrol 0,4; kemampuan kognitif tinggi
eksperimen 0,6 sedangkan tinggi kontrol 0.5. Kesimpulannya model PBL
berpendekatan TaRL yang mengelompokkan siswa sesuai kategori kemampuan
kognitif efektif meningkatkan keterampilan problem solving siswa.
Tidak tersedia versi lain