Text
SKRIPSI ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TUNARUNGU DENGAN SOAL FOUR-TIER DIAGNOSTIC TEST PADA MATERI BILANGAN DI SLB-B YPPALB KOTA MAGELANG
Tunarungu merupakan kondisi seseorang yang mengalami gangguan pendengaran yang menyebabkan kesulitan dalam memproses informasi. Dengan adanya keterbatasan tersebut menyebabkan siswa tunarungu relatif memiliki
kemampuan kognitif yang lebih rendah dibandingkan dengan siswa normal, salah satunya yaitu kemampuan pemahaman konsep matematis, yang akan berdampak pada berbagai kesulitan dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematis siswa tunarungu dengan menggunakan four-tier diagnostic test yang berfokus pada materi bilangan bulat di SLB-B YPPALB Kota Magelang. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis kesalahan yang dilakukan oleh siswa tunarungu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun subjek yang digunakan untuk penelitian ini adalah siswa kelas IX sebanyak empat orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sementara itu, untuk teknik analisis data menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Untuk kredibilitas data yang digunakan menggunakan
triangulasi teknik, dengan membandingkan pengerjaan soal tes dengan wawancara. Berdasarkan penelitian ini, dihasilkan bahwa kemampuan pemahaman konsep yang dimiliki oleh siswa tunarungu sangat beragam, tergantung pada
indikator yang diujikan serta karakteristik individu masing-masing siswa, termasuk kemampuan bahasa dan pemahaman terhadap konteks soal. Indikator yang paling banyak dikuasai adalah indikator merepresentasikan sebuah konsep. Hal tersebut menunjukkan bahwa media visual sangat membantu pemahaman konsep siswa tunarungu, karena dengan adanya media visual dapat memudahkan mereka dalam segi hambatan bahasa yang sering mereka alami. Sebaliknya, indikator yang paling sedikitdikuasai adalah indikator mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan sifatsifat tertentu dan mengaplikasikan sebuah konsep. Dalam kedua indikator tersebut siswa tunarungu kesulitan dalam mengoperasikan operasi bilangan bulat serta
kesulitan dalam memahami kalimat panjang dalam soal cerita.
Tidak tersedia versi lain