Text
SKRIPSI HUBUNGAN DESAIN PEKERJAAN DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI KANTOR BAPPEDA PROPINSI JAWA TENGAH
              Perilaku seorang pegawai dalam organisasi sangat dipengaruhi oleh pekerjaannya. Pekerjaan itu sendiri memberikan dorongan atau stimulus yang sangat kuat bagi perilaku seseorang. Tuntutan dan harapan seseorang dapat menghasilkan kepuasan perseorangan yang sangat tinggi atau tekanan dan kegelisahan. Pekerjaan mengharuskan seorang pegawai melaksanakan kegiatan bersama-sama pegawai lain dalam organisasi. Oleh karenanya, pimpinan harus mendesain atau merancang pekerjaan dengan sebaik mungkin.
Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah memiliki bidang kerja yang cukup luas dan rutin. Dengan kekompleksan pekerjaan itu, perlu dirancang atau didesain suatu pekerjaan yang mampu menumbuhkan rasa kepuasan di antara pegawai. Dalam perkembangannya, masih nampak adanya gejala-gejala yang menunjukkan kurangnya kepuasan kerja pegawai, yaitu munculnya berbagai keluhan sehubungan dengan kecenderungan pegawai datang terlambat dan pulang lebih awal, disebabkan pegawai kurang dapat bekerja dengan efektif. Dari berbagai gejala ini dicoba untuk melakukan penelitian guna mengetahui adakah hubungan desain pekerjaan dengan kepuasan kerja, adakah hubungan kondisi lingkungan kerja dengan kepuasan kerja, adakah hubungan desain pekerjaan dan kondisi lingkungan kerja dengan kepuasan kerja pegawai?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, disusun suatu hipotesa alternatif yang pada dasarnya menyatakan adanya hubungan antara variabel-variabel penelitian tersebut. Dari hipotesa ini, maka tipe penelitian yang digunakan adalah eksplanatory dengan tujuan penelitian untuk menguji hipotesa. Secara operasional, variabel yang ada dalam penelitian ini akan diukur melalui beberapa indikator yaitu untuk variabel desain pekerjaan diukur dari lingkup kerja dan kaitan kerja, untuk variabel kondisi lingkungan kerja diukur dari struktur tugas, hubungan imbalan-hukuman, sentralisasi keputusan, tekanan pada prestasi, latihan dan pengembangan, keamanan kerja, keterbukaan, pengakuan dan umpan balik, serta kompetensi. Sedangkan variabel kepuasan kerja pegawai diukur dari sikap pegawai, pergantian karyawan, tingkat kemangkiran, keterlambatan, dan keluhan-keluhan.
Populasi yang ada dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah yang berjumlah 386 orang. Melalui cara proporsional random sampling diambil sampel sebesar 10% sehingga diperoleh jumlah sampel sebesar 40 orang. Data-data yang menunjang diperoleh melalui observasi, interview, studi pustaka, studi dokumentasi, dan kuesioner.
Berdasarkan pengolahan data melalui editing, coding, dan tabulating; analisa kuantitatif serta pengujian hipotesa dengan korelasi product moment dan korelasi ganda, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Ada hubungan signifikan antara desain pekerjaan dengan kepuasan kerja pegawai. Hal ini nampak dari hasil perolehan nilai r hitung yang lebih besar dari nilai r tabel dalam tingkat signifikansi 95% (0,35 lebih besar dari 0,312).
2. Ada hubungan yang signifikan antara kondisi lingkungan kerja dengan kepuasan kerja pegawai. Hal ini nampak dari hasil perolehan nilai r hitung yang lebih besar dari nilai r tabel dalam tingkat signifikansi 95% (0,35 lebih besar dari 0,312).
3. Ada hubungan signifikan antara desain pekerjaan dan kondisi lingkungan kerja dengan kepuasan kerja pegawai. Hal ini nampak dari hasil perolehan nilai F hitung yang lebih besar dari F reg dalam tingkat signifikansi 95% (5,188 lebih besar dari 3,23).
Walaupun terdapat hubungan di antara ketiga variabel penelitian tersebut, masih perlu diperhatikan tentang jumlah variasi tugas yang diberikan dengan memperhatikan otonomi dalam pelaksanaan tugas, variasi, identitas, pentingnya pekerjaan, dan umpan balik. Perlu juga diperhatikan saat-saat yang tepat dalam melimpahkan wewenang seperti pada saat ada penambahan pegawai, saat ada kenaikan pangkat, saat ada pegawai yang pensiun, dan saat ada penambahan atau pengurangan pegawai.
Selanjutnya, perlu juga diwaspadai adanya keinginan pegawai untuk pindah kerja yang merupakan salah satu cerminan masih adanya kepuasan kerja yang kurang. Keadaan ini perlu diwaspadai karena jika terjadi dalam skala besar, organisasi pula yang dirugikan.            
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain