Text
SKRIPSI PENGARUH PEMBINAAN DAN KEMAMPUAN KADER TERHADAP KEBERHASILAN PELAKSANAAN PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERANAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA (P2W-KSS) DI KECAMATAN TEMANGGUNG KABUPATEN DATI II TEMANGGUNG
              Skripsi yang berjudul Pengaruh Pembinaan dan Kemampuan Kader Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Program terpadu P2W-KSS di Kecamatan Temanggung Kabupaten Dati II Temanggung.
Pelaksanaan Program Terpadu P2W-KSS, merupakan pelaksanaan program pemerintah jangka panjang yang diperuntukkan bagi wanita keluarga binaan yang bertujuan meningkatkan secara berarti peranan wanita dalam pembinaan keluarga sehat dan sejahtera pada umumnya dan pembinaan manusia Indonesia seutuhnya berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam usaha terciptanya keberhasilan pelaksanaan program terpadu P2W-KSS tersebut agar tidak terjadi adanya penyimpangan serta agar dapat terlaksananya tujuan dari program tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, maka dalam hal ini perlu adanya pembinaan bagi warga binaan yang koordinasinya dan penanggung jawab di daerah dilakukan oleh Kepala Daerah/Wilayah sebagai penanggung jawab, dibantu oleh dua buah team yaitu Team Pembina LKMD dan Team Penggerak PKK, dengan melibatkan Badan Perencana Pembangunan (BAPPEDA). Dalam pencapaian tujuan pelaksanaan program inipun membutuhkan juga adanya Kemampuan Kader ataupun Kemampuan dari warga Binaan itu sendiri, yang dimaksud adalah kemampuan yang timbul bila seorang Kader/warga Binaan tersebut mengerjakan suatu pekerjaan/kegiatan seperti apa yang telah menjadi ketentuan atau tersedianya modal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang yang memungkinkannya untuk berbuat atau melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan.
Dari uraian tersebut di atas, maka terdapat permasalahan sebagai berikut: "Berapa besar pengaruh Pembinaan dan Kemampuan Kader terhadap keberhasilan pelaksanaan program terpadu P2W-KSS?â€.
Adapun hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah Pembinaan dan Kemampuan Kader mempunyai pengaruh yang besar terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Program Terpadu P2W-KSS. Semakin baik Pembinaan dan Kemampuan Kader maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan Pelaksanaan program P2W-KSS.
Untuk memecahkan masalah penelitian dalam pembuktian hipotesa, maka dibuat definisi konsep dan definisi operasionalnya. Kemudian setelah itu menentukan metodologi yang terdiri dari tujuan penelitian, penelitian yang digunakan, yaitu penelitian diskriptif (menggambarkan) dan penelitian eksplanatori (menerangkan). Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengambilan sampel adalah menggunakan teknik random sampling. Untuk menganalisa data digunakan analisa kualitatif dan kuantitatif serta untuk menguji hipotesa digunakan teknik korelasi Product Moment, Korelasi Partial, Korelasi Ganda/Majemuk serta teknik koefisien Determinasi. Dalam teknik pengumpulan data penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi.
Pengujian hipotesa diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Pengaruh pembinaan terhadap keberhasilan pelaksanaan program terpadu P2W-KSS dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment, menunjukkan hasil 0,440 kemudian hasil ini dikonsultasikan dengan r tabel teoritis dengan db = N - 2, 50 - 2, hasilnya 0,360. Hasil ini dibandingkan dengan râ‚“áµ§ yaitu (0,440 lebih dari 0,360). Karena râ‚“áµ§ lebih besar, berarti ada korelasi signifikan antara kedua variabel tersebut.
2. Pengaruh kemampuan kader terhadap keberhasilan pelaksanaan program terpadu P2W-KSS diuji dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment menunjukkan hasil 0,451 kemudian hasil ini dikonsultasikan dengan r tabel teoritis yaitu 0,360. Setelah dibandingkan dan ternyata r tabel (0,451 lebih dari 0,360). Dengan demikian terdapat korelasi signifikan antara kedua variabel.
3. Pengaruh pembinaan terhadap kemampuan kader bersama-sama terhadap keberhasilan pelaksanaan program terpadu P2W-KSS dengan menggunakan rumus korelasi majemuk/ganda. Untuk sampai pada perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut, terlebih dahulu harus dicari hubungan variabel pembinaan dengan kemampuan kader yang digunakan rumus Korelasi Product Moment kemudian mencari hubungan variabel bebas dengan variabel bebas lainnya. Untuk hubungan ini digunakan rumus Korelasi Partial. Hubungan tersebut adalah:
a. Hubungan pembinaan dengan kemampuan kader, setelah diuji mendapatkan angka 0,361. Kemudian dikonsultasikan dengan r tabel teoritis 0,360. Setelah dibandingkan ternyata r tabel (0,361 lebih dari 0,360). Dengan demikian terdapat korelasi signifikan antara kedua variabel.
b. Mencari hubungan antara pembinaan dengan keberhasilan pelaksanaan program terpadu P2W-KSS dengan rumus Korelasi Partial, menunjukkan 0,332. Untuk menguji digunakan rumus F Test yang hasilnya menunjukkan 5,809. Hasil kemudian dikonsultasikan dengan F tabel, pada taraf signifikan 5% (2,80) untuk dibandingkan. Ternyata F Test lebih besar dari F tabel (5,809 lebih dari 2,80). Hal ini berarti hubungan kedua variabel yang diuji murni.
c. Mencari hubungan antara kemampuan kader dengan keberhasilan pelaksanaan program terpadu P2W-KSS dengan rumus Korelasi Partial menunjukkan hasil angka 0,349. Untuk menguji signifikansinya diuji dengan menggunakan rumus F Test yang hasilnya menunjukkan angka 6,530. Hasil uji dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf signifikan 5% (2,80) untuk dibandingkan. Ternyata F Test lebih besar dari F tabel (6,530 lebih dari 2,80). Hal ini berarti hubungan kedua variabel yang diuji murni.
d. Mencari hubungan antara pembinaan dan kemampuan kader terhadap keberhasilan pelaksanaan program terpadu P2W-KSS, menggunakan rumus Korelasi Majemuk/Ganda menunjukkan angka 0,647. Kemudian diuji signifikansinya dengan rumus F Test. Hasil ini dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf signifikan 5%, hasilnya 33,74. Selanjutnya dikonsultasikan F tabel (33,74 lebih dari 2,80). Dengan demikian dapat dikatakan pembinaan dan kemampuan kader mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan program terpadu P2W-KSS.
e. Menguji berapa persen (%) pengaruh pembinaan dan kemampuan kader secara bersama-sama terhadap keberhasilan pelaksanaan program terpadu P2W-KSS. Dalam pengujian ini digunakan rumus koefisien determinasi. Adapun hasilnya adalah 0,419 (42%). Hal ini berarti keberhasilan pelaksanaan program terpadu P2W-KSS dipengaruhi oleh pembinaan dan kemampuan kader sebesar 42%. Selebihnya, 58% dipengaruhi faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan program terpadu P2W-KSS.
Dari hasil pengujian hipotesa tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan Pembinaan dan Kemampuan Kader terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Program Terpadu P2W-KSS di Kecamatan Temanggung Kabupaten Dati II Temanggung adalah signifikan. Dengan demikian hipotesa penulis yang diajukan dapat diterima.            
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain