Text
SKRIPSI PENGARUH PERILAKU PEGAWAI DAN MOTIVASI TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI BALAI PELATIHAN KESEHATAN SALAMAN MAGELANG
ABSTRAKSI
Pembangunan di bidang kesehatan dimaksudkan untuk memperoleh tingkat kesehatan yang setinggi-tingginya, dengan mengusahakan pelayanan kesehatan yang lebih luas dan merata. Bahkan pemerintah memberikan kebijakan bahwa pembangunan di bidang kesehatan dengan mengutamakan masyarakat pedesaan dan daerah perkotaan yang berpenghasilan rendah.
Pemerintah, guna memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakatnya, menempuh berbagai upaya. Upaya tersebut antara lain adalah memberikan pendidikan dan latihan bagi para calon tenaga medis maupun bagi para tenaga medis yang telah bekerja. Pemerintah melalui Departemen Kesehatan RI juga membuat proyek Daerah Latihan dan Percontohan Kesehatan Masyarakat (DLPKM) yang pada perkembangannya berubah menjadi Balai Latihan Kesehatan (BAPELKES).
Melihat kedudukan dan fungsi BAPELKES seperti di atas, kiranya dengan adanya BAPELKES masalah-masalah yang berkaitan dengan kemampuan tenaga medis dapat teratasi. Kenyataannya memang demikian, banyak tenaga medis yang ada sekarang ini dapat dikatakan telah siap menghadapi masalah kesehatan yang ada pada masyarakat. Sedang keberhasilan BAPELKES ini tidak terlepas dari prinsip yang dilaksanakan BAPELKES yaitu efisiensi kerja pegawai. Efisiensi kerja tidak terwujud begitu saja, akan tetapi terdapat beberapa faktor yang mendukungnya yaitu perilaku pegawai dan motivasi pegawai itu sendiri.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka "Apakah ada pengaruh antara variabel perilaku pegawai dan motivasi terhadap efisiensi kerja pegawai BAPELKES" adalah rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Mengenai obyek penelitiannya, dilakukan pada Balai Latihan Kesehatan, Salaman, Kabupaten Dati II Magelang.
Dalam kaitan inilah skripsi ini mencoba mengungkapkan permasalahan yang dikemukakan yaitu apakah ada pengaruh atau hubungan antara perilaku pegawai dan motivasi terhadap efisiensi kerja pegawai, dengan pengajuan hipotesa sebagai berikut:
1. Hipotesa Mayor
Ada pengaruh yang signifikan antara perilaku pegawai dan motivasi terhadap efisiensi kerja pegawai.
2. Hipotesa Minor
- Ada pengaruh yang signifikan dari variabel perilaku pegawai terhadap variabel efisiensi kerja pegawai.
- Ada pengaruh yang signifikan dari variabel motivasi terhadap variabel efisiensi kerja.
Dalam penelitian ini sebagai obyek penelitiannya adalah para pegawai Balai Latihan Kesehatan, Salaman, Kabupaten Dati II Magelang. Sebagai sampelnya diambil sebanyak 30 responden, pengumpulan datanya diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Sumber datanya berasal dari sumber data primer dan didukung sumber data sekunder. Sedang analisa datanya digunakan analisa data kuantitatif dan analisa data kualitatif. Adapun untuk menguji hipotesa digunakan teknik korelasi product moment, korelasi partial, korelasi ganda/majemuk dan koefisien determinasi. Hasil analisanya adalah:
1. Terdapat korelasi yang sangat signifikan antara Xâ‚ (perilaku pegawai) dengan Y (efisiensi kerja pegawai), hal ini terbukti dengan perbandingan antara rx1y yang lebih besar daripada r-tabel 5% atau (0,632 lebih dari 0,361).
2. Terdapat korelasi yang signifikan antara Xâ‚‚y (motivasi) dengan Y (efisiensi kerja pegawai), hal ini terbukti dengan perbandingan antara rx2y yang lebih besar daripada r-tabel 5% atau (0,645 lebih dari 0,361).
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara Xâ‚ (perilaku pegawai) dengan Xâ‚‚ (motivasi), hal ini terbukti dengan perbandingan antara rx2x1 yang lebih besar daripada r-tabel 1% atau (0,677 lebih dari 0,361).
4. Hubungan antara Xâ‚ (perilaku pegawai) dengan Y (efisiensi kerja pegawai) dikontrol variabel Xâ‚‚ (motivasi) adalah murni. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan antara F-test yang lebih besar daripada F-tabel 1% atau (5,96 lebih dari 2,96).
5. Hubungan antara Xâ‚‚ (motivasi) dengan Y (efisiensi kerja pegawai) dikontrol variabel Xâ‚ (perilaku pegawai) adalah murni. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan antara F-test yang lebih besar daripada F-tabel 1% atau (4,56 lebih dari 2,96).
6. Hubungan antara Xâ‚ (perilaku pegawai) dan Xâ‚‚ (motivasi) secara bersama-sama dengan Y (efisiensi kerja pegawai) adalah sangat signifikan. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan antara F-test yang lebih besar daripada F-tabel 1% (59,81 lebih dari 2,96).
7. Prosentase pengaruh Xâ‚ (perilaku pegawai) dan Xâ‚‚ (motivasi) terhadap Y (efisiensi kerja pegawai) adalah 69%. Hal ini berarti bahwa 31% lainnya adalah merupakan faktor pengaruh efisiensi kerja pegawai di luar penelitian ini.
Dari hasil pengujian hipotesa di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara perilaku pegawai dan motivasi dengan efisiensi kerja pegawai Balai Latihan Kesehatan, Salaman Kabupaten Dati II Magelang mempunyai arah yang positif.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain