Text
SKRIPSI PENGARUH PEMBINAAN PEGAWAI DAN SPESIALISASI KERJA TERHADAP BUDAYA PELAYANAN BIROKRASI DI KANTOR KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG
Diskrusus diseputar sepak terjang birokrasi Indonesia merupakan cerita klasik bangsa ini yang masih cukup relevan untuk dibahas kembali dalam konteks kekinian. Performa lembaga birokrasi di era rezim Soeharto berkuasa memang terlihat begitu sakti dan seakan mendapat perlakuan istimewa (privellege) dari pihak penguasa. Netralitas lembaga birokrasi pada saat itu tercabik-cabik sebagai akibat keserakahan pemerintah Orde Baru dalam membangun sistem politik otoriter yang sentralitik dan bercorak represif selama kurang lebih 32 tahun. Sistem Otoriter Orde Baru tersebut telah memaksa dan menggiring institusi birokrasi menjadi begitu loyal dan pongah terhadap kehendak pihak penguasa. Oleh karena itu, tidak mengherankan ketika lengsernya rezim pemerintahan Orde Baru, ternyata di ikuti dengan makin rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja birokrasi kita. Hal ini sebagai akibat buruknya, pelayanan birokrasi terhadap masyarakat yang sebagian besar dilakukan pegawai negeri sipil (PNS). Ironisnya, pada saat era Otonomi Daerah bergulir pasca pemberlakuan Undang-undang Otonomi Daerah (UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No.25 Tahun 1999), banyak aparat birokrasi justru semakin menunjukan sikap arogansinya yang terkesan melayani kebutuhan penguasa dan diri sendiri ketimbang kepentingan publik. Hal lain yang layak dicermati adalah rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai tingkat pengambilan keputusan, yang lebih dikenal dengan proses demokratisasi. Masih adanya persepsi bahwa rakyat hanya sebagai obyek semata untuk diatur, secara implisit telah menempatkan masyarakat dalam posisi pasif dan berada dalam titik ekstrim. Padahal tindakan seperti ini pada satu sisi dapat membuat rakyat menjadi apatis dan frustasi, dan klimaksnya dapat menimbulkan gejolak paradoksal antara rakyat versus pemerintah (lembaga birokrasi) serta berujung pada pembangkangan sipil (civil obidience) yang agresif. Tentunya bukan kondisi seperti ini yang diinginkan oleh kita semua, walaupun ternyata faktanya tidak sedikit telah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Budaya pelayanan birokrasi di Indonesia dapat diubah jika ada pembinaan yang tepat dan berkesinambungan. Pembinaan kerja pada dasarnya merupakan pemberian pelatihan atau pendidikan kepada bawahan agar dapat bekerja dengan baik dan secara profesional untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Untuk itu perlu adanya pembinaan kerja untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sebab pembinaan kerja dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan untuk melaksanakan suatu pekerjaan bagi pegawai.
Disamping pembinaan, faktor lain yang juga penting dalam. melaksanakan pekerjaan dalam suatu birokrasi adalah dibutuhkan adanya spesialisasi kerja. Spesialisasi ini tergantung pada variasi orang-orangnya, kerja sama serta peningkatan kemampuan organisasi. Dua dasar spesialisasi yang paling tepat yaitu tempat dan waktu. Keduanya demikian terikat dengan. konsepsi tentang individu yang berspesialisasi, yang selalu harus berada di suatu tempat pada sewaktu-waktu di kala kerja. Dengan adanya spesialisasi kerja, pegawai dapat berkonsentrasi terhadap pekerjaannya masing-masing
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain