Text
SKRIPSI PENGARUH JARAK ANTAR SEKRUP TERHADAP KUAT LENTUR BALOK LAMINASI KAYU NANGKA DAN KAYU SENGON
Kebutuhan kayu konstruksi di Indonesia mengalami peningkatan, namun ketersediaan kayu mengalami penurunan. Pemerintah melakukan pemberdayaan kayu cepat tumbuh seperti kayu sengon, meskipun kualitas kuat lenturnya rendah. Rekayasa balok laminasi kayu sengon (Paraserianthes falcataria) dan kayu nangka (Artocarpus heterophyllus) dengan sambungan sekrup dapat meningkatkan kuat lenturnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Modulus of Rupture, dan Modulus of Elasticity balok laminasi. Balok laminasi ukuran 50 mm x 50 mm x 760 mm dengan menggunakan alat sambung sekrup untuk variasi jarak 50 mm, 75 mm, 100 mm, 125 mm, dan 150 mm dilakukan pengujian kuat lentur. Pengujian kuat lentur mengacu pada SNI-03-3959-1995 yang dilaksanakan di Laboratorium Struktur, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tidar, Magelang. Pengujian kuat lentur menghasilkan nilai MoR rata-rata variasi jarak 50 mm, 75mm, 100mm, 125mm, dan 150 mm berturut-turut yaitu 32,549 MPa, 23,265 MPa, 25,962 MPa, 25,583 MPa, dan 21,234 MPa. Nilai MoE rata-rata secara berturut-turut yaitu 1714,13 MPa, 1146,22 MPa, 1270,93 MPa, 1241,47 MPa, dan 1112,82 MPa. Penambahan antar sekrup balok laminasi kayu nangka dan kayu sengon berpengaruh signifikan terhadap penurunan nilai MoR dan MoE dengan menggunakan metode Anova Single Factor.
Tidak tersedia versi lain