Text
SKRIPSI ANALISIS FRAMING SEPAKBOLA INDONESIA PADA PEMBERITAAN KERUSUHAN SUPORTER SEPAKBOLA DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM DAN DETIK.COM DI LIGA 1 MUSIM 2023/2024
ABSTRAK
ANALISIS FRAMING SEPAKBOLA INDONESIA PADA PEMBERITAAN KERUSUHAN SUPORTER SEPAKBOLA DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM DAN DETIK.COM DI LIGA 1 MUSIM 2023/2024
Muhamad Anshori, Lintang Citra Christiani, Prinisia Nurul Ikasari
Belum genap satu tahun sejak terjadinya Tragedi Kanjuruhan, kerusuhan suporter kembali mewarnai kompetisi Liga 1 musim 2023/2024. Hingga Desember 2023, tercatat telah terjadi setidaknya 10 insiden kerusuhan suporter sepanjang 21 pekan kompetisi berlangsung. Rangkaian kerusuhan ini menunjukkan bahwa meskipun tragedi besar seperti Kanjuruhan telah terjadi, langkah-langkah preventif serta reformasi sistem keamanan dan pengelolaan suporter belum sepenuhnya efektif. Di antara situs berita online yang terlibat aktif dalam melaporkan kerusuhan suporter ini adalah Kompas.com dan Detik.com. Keterlibatan Kompas.com dan Detik.com dalam melaporkan kasus kerusuhan suporter tidak terlepas dari penggunaan teknik framing oleh kedua media tersebut. Penelitian ini bertujuan menganalisis framing media Detik.com dan Kompas.com terkait tragedi kerusuhan sepak bola di Liga 1 2023/2024, dengan fokus pada identifikasi framing dan ideologi media yang tercermin dalam pemberitaan online. Pendekatan teori konstruksi realitas sosial digunakan dalam penelitian, dengan pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan studi pustaka dari 8 berita yang mencakup periode Juli hingga Desember 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa framing media oleh Kompas.com dan Detik.com dalam memberitakan kerusuhan suporter di Liga 1 2023/2024 tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membentuk persepsi publik dan wacana sosial. Kompas.com cenderung membingkai isu secara institusional dan meredam konflik, sementara Detik.com menggunakan pendekatan emosional dan dramatis. Perbedaan ini mencerminkan posisi ideologis dan orientasi ekonomi masingmasing media. Framing yang dilakukan turut mereproduksi citra negatif suporter sebagai pelaku kekerasan, sehingga mempengaruhi pendekatan kebijakan yang lebih represif daripada solutif. Hal ini menegaskan peran media dalam konstruksi realitas sosial dalam konteks sepakbola Indonesia.
Kata Kunci: framing; ideologi; kerusuhan; media online.
Tidak tersedia versi lain