Text
SKRIPSI ANALISIS KEKUATAN SAMBUNGAN DUA TAMPANG PADA KAYU MAHONI DENGAN ALAT SAMBUNG PIPA ALUMUNIUM
Kayu merupakan material yang banyak dipakai dalam struktur. Sambungan
adalah bagian struktur yang paling lemah dikarenakan kegagalan sering terjadi pada
bagian tersebut, sehingga perlu dikembangkan teknologi sambungan. Konfigurasi
sambungan yang sering digunakan adalah sambungan 2 tampang yaitu
penggabungan 2 elemen kayu dalam bidang sehingga menjadikannya sesuai dalam
aplikasi struktural karena stabil pada beban tekan. Pipa alumunium dengan bentuk
silinder yang berongga dipilih sebagai alat sambung karena keunggulan berupa
bobot ringan, tahan terhadap korosi dan perubahan cuaca, serta kekuatan yang
memadai. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai tahanan lateral dan mode
kegagalan, membandingkan tahanan lateral pengujian dengan teoritis, dan
mengetahui pengaruh diameter pipa aluminium terhadap perbedaan nilai tahanan
lateral.
Penelitian ini menggunakan variasi pipa alumunium dengan diameter 6 mm,
7 mm, 8 mm, 9,5 mm, dan 10 mm. Masing-masing variasi terdapat 5 benda uji
sehingga total terdapat 25 benda uji. Setiap benda uji dianalisis tahanan lateral
prediksi dengan SNI 7973:2013. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan
hasil pengujian pada aspek mode kegagalan dan hasil tahanan lateral. Pengujian
dilakukan dengan metode uji kuat tekan sejajar serat di Laboratorium Struktur,
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tidar, Magelang.
Mode kegagalan pada pengujian ini adalah mode IV untuk setiap benda uji.
Hasil tahanan lateral pengujian untuk variasi 6 mm; 7 mm; 8 mm; 9,5 mm; dan 10
mm berturut-turut sebesar 2140,40 N; 2544,80 N; 4060,80 N; 8377,80 N; dan
5747,60 N. Hasil tahanan lateral pengujian lebih besar 1,62 hingga 2,89 dari
tahanan lateral prediksi. Berdasarkan uji ANOVA, perbedaan variasi diameter
berpengaruh signifikan pada tahanan lateral pengujian karena Fhitung>Fkritis.
Tidak tersedia versi lain