Text
SKRIPSI PENGELOLAAN PASCA PANEN KOPI ( COFFEA SP )
Kopi merupakan salah satu komoditi non migas yang menghasilkan devisa dan menduduki peringkat ketiga di antara komoditi ekspor sub sektor perkebunan.
Umumnya tanaman kopi di Indonesia diusahakan oleh rakyat. Teknologi yang diterapkan sejak penanaman hingga pengolahan sangat sederhana sehingga produksi dan mutunya sangat rendah.
Usaha untuk meningkatkan kualitas produksi atau mutu kopi tersebut dengan pengelolaan pasca panen, antaranya dengan menerapkan sistem pemanenan dan pengolahan yang benar.
Tujuan dari pengolahan buah kopi untuk mendapatkan kopi yang berkualitas, yaitu kopi beras dengan kadar air yang optimum 10 persen sampai 13 persen. Untuk memperoleh kopi beras tersebut dilakukan pengolahan.
Pada dasarnya pengolahan kopi terdiri dua cara, yaitu pengolahan kering dan pengolahan basah. Pengolahan kering terutama ditujukan untuk kopi robusta, karena tanpa fermentasi sudah dapat diperoleh mutu yang cukup baik. Untuk kopi arabika sedapat mungkin diolah secara basah, karena untuk memperoleh mutu yang baik, kopi arabika memerlukan fermentasi. Pengolahan kering dibagi ke dalam beberapa tahap, yaitu sortasi gelondong, pengeringan dan pengupasan.
Kopi yang sudah dipetik dan disortasi harus segera dikeringkan dan kemudian dilakukan pengupasan kulit. Sedangkan pengolahan basah dilakukan melalui tujuh tahap, yaitu tahap sortasi gelondong, pulping, fermentasi, pencucian, pengeringan, hulling, dan sortasi biji. Pengolahan cara basah biasanya memerlukan modal yang lebih besar, tetapi lebih cepat dan menghasilkan mutu yang lebih baik. Pengolahan yang baik akan mendapatkan kopi yang berkualitas, yaitu kopi yang memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain