Text
SKRIPSI ANALISIS KONFLIK SIMPANG TIGA BERSINYAL DAN SIMPANG TIGA TIDAK BERSINYAL DENGAN METODE POST ENCROACHMENT TIME (PET)
Persimpangan merupakan salah satu lokasi yang rawan terjadinya konflik lalu lintas dan berpotensi menimbulkan kecelakaan. Pada simpang tiga tak bersinyal, potensi konflik lalu lintas cenderung lebih tinggi. Namun, simpang tiga bersinyal juga tidak lepas dari terjadinya konflik yang dapat dipengaruhi oleh faktor ketertiban pengguna jalan, kondisi geometrik simpang, dan hambatan samping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keseriusan konflik lalu lintas serta perbandingan saat jam puncak dan jam tidak puncak, baik di simpang tiga bersinyal maupun tak bersinyal. Penelitian ini berlokasi pada simpang tiga bersinyal Kuwaluhan di Jalan Alternatif Magelang–Temanggung dan simpang tiga tak bersinyal Grabag di Jalan Secang–Grabag, keduanya terletak di Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Pengambilan data di lakukan pada hari Minggu dan Senin pada jam sibuk pagi pukul 05.30–08.30, jam tidak sibuk siang pukul 09.00–11.00, jam sibuk sore pukul 13.30–16.30 WIB. Penelitian ini menggunakan Post Encroachment Time (PET) dengan pendekatan kecepatan kritis. Hasil penelitian menunjukkan keseriusan konflik di simpang bersinyal Kuwaluhan sebesar 365, di antaranya 57 (16%) tergolong serius dan 308 (84%) tidak serius. Pada simpang tak bersinyal Grabag memiliki 564 konflik, di antaranya 87 (15%) tergolong serius dan 477 (85%) tidak serius. Jumlah konflik lalu lintas saat jam puncak di kedua simpang lebih tinggi 149% dibanding jam tidak puncak. Simpang bersinyal Kuwaluhan memiliki lalu lintas tinggi, namun jumlah konflik lebih rendah (35%). Sebaliknya, simpang tiga tak bersinyal Grabag dengan volume lalu lintas lebih kecil, menunjukkan jumlah konflik yang tinggi (54%). Suatu konflik tergolong serius jika PET6 m/s, dan PET10 m/s.
Tidak tersedia versi lain