Text
PAPER PENGENDALIAN PENYAKIT ANTRAKNOSA
Peranan tanaman anggrek dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dirasakan semakin penting. Tanaman anggrek mempunyai nilai ekonomis tinggi prospek dari tahun ke tahun cukup bagus dan menggembirakan. Di Indonesia tanaman anggrek banyak diusahakan mulai dari skala kecil hingga skala besar. Semua jenis tanaman anggrek dapat tumbuh dengan baik bila diperhatikan syarat tumbuh yang meliputi keadaan media, Iklim, cahaya matahari, curah hujan, suhu, Kelembapan, serta angin.
Usaha pengembangan dan budidaya tanaman anggrek mengalami hambatan karena serangan penyakit Antraknosa. Penyakit antraknosa pada tanaman anggrek disebabkan oleh Cendawan Gloesporioides gloeosporioides. Gejalanya menyerang semua bagian, tetapi menyerang permukaan daun serta Timbulnya bercak kekuningan. Lesio akan semakin membesar dan agak cekung, warnanya coklat gelap. Pada anggrek jenis Vanda dan aranda. bercak yang lebih besar kadang kadang menjadi kuning daun daun bercak terikut berwarna hitam menghambat pertumbuhan anggrek.
Faktor faktor yang mempengaruhi penyakit antraknosa pada tanaman anggrek antara lain temperatur, alat dan bahan, angin, kelembaban dan perawatan. Jamur dapat mempertahankan diri secara saprofit pada bermacam macam sisa tanaman. Pada saat Colletrotrichum menguntungkan jamur membantu konidium. Karena terbentuk pada masa leka, konidium dipencarkan oleh percikan air dan serangga.
Upaya pengendalian penyakit antraknosa pada tanaman anggrek dilakukan dengan 2 pengendalian yaitu penendalian preventif dan pengendalian kuratif. Pengendalian prevetif meliputi Exclusion atau Pengaturan, Eradication atau pemusnahan, protection atau Perlindungan, Immunization atau Pengebalan, dan kultur teknis atau Sanitasi, Pembuatan naungan, Pemupukan, Penggunaan yang tahan hama & penyakit. Sedangkan pengendalian kuratif meliputi mekanis, fisik & kimiawi.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain