Text
PENGARUH PEMBERIAN STRUKTUR PRA-KOMUNIKATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKATIP BERBAHASA INGGRIS SISWA KELAS VI SDN CACABAN 3 KOTAMADIA MAGELANG TAHUN PELAJARAN 1999/2000
Endah Nastuti (2000) sama dengan Pengaruh Pemberian Struktur Pra-komunikatif terhadap Kemampuan Komunikasi Bahasa Inggris Siswa Kelas Enam SDN Cacaban 3, Kota Magelang Tahun Ajaran 1999/2000. Makalah. Magelang. Jurusan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar Magelang.
Bahasa Inggris telah diajarkan sebagai mata pelajaran lokal di Sekolah Dasar sejak tahun 1994. Tujuan pengajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar adalah penguasaan keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dalam Bahasa Inggris, serta mempersiapkan mereka untuk belajar di kelas berikutnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa pemberian struktur pra-komunikatif mempunyai perbedaan yang signifikan dengan metode konvensional dan struktur pra-komunikatif lebih baik daripada metode konvensional dalam melatih kemampuan komunikasi Bahasa Inggris siswa kelas enam Sekolah Dasar.
Kemampuan komunikasi siswa Sekolah Dasar masih kurang karena Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran baru. Selain itu, metode pengajaran yang digunakan juga belum tepat. Untuk mengatasi masalah ini, guru perlu menerapkan struktur pra-komunikasi dalam pengajarannya.
Dengan meninjau teori-teori terkait, peneliti mengasumsikan dua hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi bahasa Inggris antara siswa yang diajar menggunakan struktur pra-komunikatif dan siswa yang diajar menggunakan metode konvensional.
2. Struktur pra-komunikatif dapat meningkatkan kemampuan komunikasi bahasa Inggris siswa.
Terdapat 43 siswa dan peneliti mengambil 40 siswa sebagai sampel. Sampel dibagi menjadi dua kelompok secara proporsional, yaitu kelompok A (kelompok eksperimen) dan kelompok B (kelompok kontrol). Kelompok eksperimen diajar dengan struktur pra-komunikatif, sedangkan kelompok kontrol diajar dengan metode konvensional. Setelah eksperimen selesai, peneliti memberikan tes.
Hasil tes kedua kelompok dibandingkan. Berdasarkan pengamatan, kedua kelompok yang dianalisis memiliki rerata yang berbeda. Rerata kelompok A (70,55), sebagai kelompok eksperimen, lebih tinggi daripada kelompok B (62,45), sebagai kelompok kontrol. Perbedaan rerata ini signifikan pada taraf signifikansi 1%. Dengan demikian, terbukti bahwa struktur pra-komunikatif memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan metode konvensional dalam pengajaran kemampuan komunikasi bahasa Inggris.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain